Memulai ‘Baru’ dalam Ketiadaan – Banjir Bandang Malaka

Hidup baru yang di mulai tanpa memiliki sesuatu sangat sulit. Ini adalah fakta yang dialami para korban banjir Bandang Malaka 3 -5 April 2021. Segala milik kepunyaan para korban di bawah banjir. Kini hidup mereka bergantung pada uluran tangan sesama yang bermurah hati. Rumah mereka yang tergenang air mulai mengering. Bersama para Tim Relawan dari berbagai LSM mereka mulai membersihkan, sedangkan rumah yang runtuh dan atap terbongkar karena angin mulai direhap. Bagi rumah yang rusak diusahakan untuk mendapat bantuan dari pemerintah dan LSM yang membantu.

SSpS dan SVD Timor berkesinambungan membantu dan melayani para korban banjir Bandang sebagai upaya, dalam menanggapi situasi para korban. Hampir setiap minggu Tim JPIC SSpS dan SVD Timor mengunjungi lokasi bencana. Fokus perhatian JPIC untuk para korban yang sulit di jangkau dan yang kurang mendapat pelayanan dari pihak lain karena alasan tertentu.

Aksi kemanusiaan (23 dan 29 April 2021) bertempat di Kecamatan Malaka Tengah (Bolan) yakni desa Fahiluka dan Forekmodok; dan kecamatan Malaka Barat yakni Besikama, Kleseleon, Motaulun dan Wederok. Dua truk yang mengangkut 2225 paket makanan dan pakaian yang telah disiapkan. Masing-masing paket berisi: beras, minyak goregng, mie goreng, energen dan pakaian.

Tim JPIC yang bergabung sebanyak 20-an suster SSpS bersama calon yang datang dari komunitas-komunitas SSpS Timor dan belasan SVD bersama para simpatizan korban. Mereka di bagi dalam dua kelompok untuk melayani di Bolan (Malaka Tengah) dan Besikama (Malaka Barat). Mereka yang mendapat tempat di Besikama harus berjalan kaki beberapa kilometer dengan memikul paket yang disiapkan karena jembatan miring dan goyang tidak bisa dilewati dengan truk sehingga barang yang akan dibagikan harus di transpor ke lokasi penyaluran dengan gerobak dan di pikul oleh Tim JPIC. Sedangkan mereka yang membagi sembako di Bolan untuk menjangkau lokasi dan mengunjungi mereka yang tertimpa bencara harus menanggalkan sandal atau sepatu karena lumpur belum kering.

Sepasang LANSIA (kakek dan nenek) yang selamat dari banjir Bandang hadir dalam antrian untuk mendapat bantuan. “Ini pertama kali dapat bantuan. Sejak bencana kami tidak dapat kunjungan. Mungkin karena tempat kami masih tergenang air dan sulit di jangkau. Banjir pikul bawah mama dan suami saya. Saya tidak tahu mereka ada di mana” ungkap seorang ibu yang bergelinangan air mata ketika menceritakan …

Kehadiran para Tim JPIC SSpS dan SVD membawa nuansa hidup bagi mereka yang mendapatkan bantuan. Terlihat ada senyuman terpancar di wajah para korban dan semangat untuk hidup walau harus memulai ‘baru’ dalam ketiadaan. “Kami gembira dan senang karena bantuan, langsung kami terima di tangan” ungkap beberapa dari para korban banjir Bandang Malaka. Ungkapan ini seakan menghapus kelelahan yang dirasakan Tim JPIC.

Sr. Filomena Bui, SSpS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *